"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh bidan, Pasien di rujuk internal ke Poli Bedah karena posisi implan tidak sejajar dan harus dilepas dengan di lakukan pemeriksaan penunjang radiologi terlebih dahulu, tetapi karena pada saat itu pasien datang sudah pukul 12.20 WIB dan dokter Spesialis Bedah sudah pergi menjalankan ibadah sholat Jumat maka pasien di anjurkan datang hari senin karena hari sabtu dokter spesialis bedah tidak berada d tempat (izin menjalani pengobatan di RS Palembang)," terang manajemen RSUD Kabupaten Empat Lawang.
Pasien sendiri mengeluhkan susuk KB yang terpasang ditubuhnya. Pihak perawatan pun sudah menyarankan untuk sementara ditangani di IGD menunggu dokter selesai shalat Jumat. Pasien juga meminta pendapat untuk berobat di salah satu klinik swasta yg berada d Empat Lawang dan pihak Bidan juga tidak melarang jika itu keinginan pasien.
Terjadi dialog antara pasien dengan bidan/perawat terkait keluhan susuk KB yang dipasang. Tiba-tiba keluarga pasien mendekat tanpa mengetahui duduk permasalahan dan merekam melalui kamera ponsel dan melakukan pengiringan opini seolah-olah pihak RSUD menolak pasien yang ingin berobat. Hal tersebut tentunya sangat merugikan pihak RSUD.
Kejadian ini sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi sebenarnya.
"Sangat di sayangkan, apa yang disarankan oleh bidan senior tersebut pada saat pasien datang dan waktu shalat jumat sudah masuk tetapi keluarga Pasien Ngamuk dan Sesalkan Dokter yg tidak berada di tempat," sambungnya.
Penyebaran video yang dilakukan oleh keluarga pasien sangat bertolak belakang dengan kejadian sebenarnya. Pihak RSUD dalam menjalankan visi dan misinya selalu memberikan pelayanan medis terbaik kepada masyarakat dari berbagai kalangan dengan penuh keramahan dan kehangatan. RSUD Kabupaten Empat Lawang juga tidak pernah membedakan pelayan terhadap pasien, baik pasien umum, BPJS ataupun pasien asuransi lainnya.(Editor Dharmawan SE/Pers Iwan /Tim)
Posting Komentar