Prabumulih dutaonline.co.id para orang tua dan masyarakat kota Prabumulih tak perlu susah lagi mencari sekolah Pondok Pesantren (Ponpes) bagi putra-putrinya. Ya, Ponpes Darul Ulum Al Hijrah yang terletak di Jalan DAM Irigasi (VOC) Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih ini bakal hadir memberikan pilihan pendidikan agama bagi putra-putri Anda.
“Syukur, Alhamdulillah Pondok Pesantren Darul Ulum Al Hijrah ini bisa terbangun dan walaupun masih dalam tahap pembangunan tetapi sudah ada warga dan santri yang belajar disini,” ungkap Abdul Rozak, pimpinan Yayasan Ponpes Darul Ulum Al Hijrah, saat dibincangi usai rapat program pendidikan Ponpes, akhir pekan kemarin.
Menurut Abdul Rozak, kehadiran Ponpes Salafiyah tersebut adalah untuk membantu dan mencetak generasi anak-anak yang sholeh dan pintar. Dia katakan, ada 2 (dua) disiplin ilmu pendidikan tahfiz quran dan ulum fiqh (fiqih) yang bisa diikuti gratis tanpa biaya khusus untuk anak-anak yatim, serta Rp50 ribu per bulan bagi yang mampu.
“Kita berharap Ponpes ini nantinya akan banyak mencetak generasi sholeh, pintar dan cendikiawan muslim. Makanya untuk anak-anak yatim, kami gratiskan dari seluruh biaya mondok maupun yang kalong (tidak menetap). Sementara bagi yang mampu dikenakan biaya Rp50 ribu per bulannya,” ujar pengasuh Ponpes Darul Ulum Al Hijrah, yang akrab disapa Hendi ini.
Selain itu, dikatakan Hendri pihaknya juga menyediakan program pilihan pendidikan agama khusus Amali, yakni program belajar 1 tahun dengan tiga kali tatap muka setiap harinya, yaitu kelas belajar pagi, sore, dan malam.
Lebih jauh Hendi menambahkan, dengan dibimbing oleh para tenaga pengajar berpengalaman dan professional di bidang disiplin ilmunya, dirinya berharap Ponpes Darul Ulum Al Hijrah kota Prabumulih bisa menjadi pesantren percontohan dari Al Fattah Tomboro, Magetan, Jawa Timur.
“Pondok Pesantren Darul Ulum Al Hijrah saat ini baru mempunyai tenaga pendidik 6 orang Ustazd, semuanya berasal dari Ponpes Tomboro, Magetan, Jawa Timur, serta 6 Ustadzah persiapan jika seluruh lokal kelas dan fasilitas lainnya selesai dibangun. Silahkan mendaftar bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anak-anaknya disini, dan juga umum (dewasa, red),” terang Hendi, seraya menyebutkan pihaknya saat ini masih menemui kendala supplay daya listrik dan akses jalan ke lokasi pondok, yang rusak dan becek jika masuk musim hujan.
Disinggung soal adanya bantuan dari pihak luar atau para dermawan dalam pembangunan Ponpes yang dibangun di atas lahan sekitar setengah hektar lebih tersebut, dijelaskan Hendi sampai sekarang belum ada, dan masih dikerjakan secara mandiri.
“Belum ada, masih dibangun mandiri. Ya jika ada (darmawan) kami terima, dan sangat berterima kasih. Namun yang jelas saat ini kami butuh fasilitas penerangan dari PLN, serta akses jalan kesini dan ini sudah kami sampaikan kepada Ketua DPRD, Pak Palo agar minta diusulkan ke Pemerintah kota Prabumulih untuk dibangunkan jalan dan listrik,” imbuhnya.
Terakhir dijelaskan Hendi, saat ini Ponpes Darul Ulum Al Hijrah masih dalam proses penyelesaian bangunan lokal kelas sebanyak 7 lokal, kamar mandi, dapur umum, masjid, dan musholla khusus santri perempuan serta beberapa mess penginapan untuk santri mondok dan keluarga para pengajar (red)
“Syukur, Alhamdulillah Pondok Pesantren Darul Ulum Al Hijrah ini bisa terbangun dan walaupun masih dalam tahap pembangunan tetapi sudah ada warga dan santri yang belajar disini,” ungkap Abdul Rozak, pimpinan Yayasan Ponpes Darul Ulum Al Hijrah, saat dibincangi usai rapat program pendidikan Ponpes, akhir pekan kemarin.
Menurut Abdul Rozak, kehadiran Ponpes Salafiyah tersebut adalah untuk membantu dan mencetak generasi anak-anak yang sholeh dan pintar. Dia katakan, ada 2 (dua) disiplin ilmu pendidikan tahfiz quran dan ulum fiqh (fiqih) yang bisa diikuti gratis tanpa biaya khusus untuk anak-anak yatim, serta Rp50 ribu per bulan bagi yang mampu.
“Kita berharap Ponpes ini nantinya akan banyak mencetak generasi sholeh, pintar dan cendikiawan muslim. Makanya untuk anak-anak yatim, kami gratiskan dari seluruh biaya mondok maupun yang kalong (tidak menetap). Sementara bagi yang mampu dikenakan biaya Rp50 ribu per bulannya,” ujar pengasuh Ponpes Darul Ulum Al Hijrah, yang akrab disapa Hendi ini.
Selain itu, dikatakan Hendri pihaknya juga menyediakan program pilihan pendidikan agama khusus Amali, yakni program belajar 1 tahun dengan tiga kali tatap muka setiap harinya, yaitu kelas belajar pagi, sore, dan malam.
Lebih jauh Hendi menambahkan, dengan dibimbing oleh para tenaga pengajar berpengalaman dan professional di bidang disiplin ilmunya, dirinya berharap Ponpes Darul Ulum Al Hijrah kota Prabumulih bisa menjadi pesantren percontohan dari Al Fattah Tomboro, Magetan, Jawa Timur.
“Pondok Pesantren Darul Ulum Al Hijrah saat ini baru mempunyai tenaga pendidik 6 orang Ustazd, semuanya berasal dari Ponpes Tomboro, Magetan, Jawa Timur, serta 6 Ustadzah persiapan jika seluruh lokal kelas dan fasilitas lainnya selesai dibangun. Silahkan mendaftar bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anak-anaknya disini, dan juga umum (dewasa, red),” terang Hendi, seraya menyebutkan pihaknya saat ini masih menemui kendala supplay daya listrik dan akses jalan ke lokasi pondok, yang rusak dan becek jika masuk musim hujan.
Disinggung soal adanya bantuan dari pihak luar atau para dermawan dalam pembangunan Ponpes yang dibangun di atas lahan sekitar setengah hektar lebih tersebut, dijelaskan Hendi sampai sekarang belum ada, dan masih dikerjakan secara mandiri.
“Belum ada, masih dibangun mandiri. Ya jika ada (darmawan) kami terima, dan sangat berterima kasih. Namun yang jelas saat ini kami butuh fasilitas penerangan dari PLN, serta akses jalan kesini dan ini sudah kami sampaikan kepada Ketua DPRD, Pak Palo agar minta diusulkan ke Pemerintah kota Prabumulih untuk dibangunkan jalan dan listrik,” imbuhnya.
Terakhir dijelaskan Hendi, saat ini Ponpes Darul Ulum Al Hijrah masih dalam proses penyelesaian bangunan lokal kelas sebanyak 7 lokal, kamar mandi, dapur umum, masjid, dan musholla khusus santri perempuan serta beberapa mess penginapan untuk santri mondok dan keluarga para pengajar (red)
Posting Komentar