dutaonline.co.id
poto ilustrasi
PALI DO.co.id Lagi lagi harga getah karet kualitas mingguan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kembali menurun. Dan tidak tanggung-tanggung, angka penurunannya mencapai Rp 600/kg, karena pada minggu lalu, harga getah telah mencapai Rp 8.100/kg tetapi pada minggu ini hanya terjual dikisaran Rp 7.500/kg.
Seperti pantauan media ini Selasa (7/5) di pasar getah Desa Persiapan Jerambah Besi Kecamatan Talang Ubi, transaksi jual beli getah di pasar tersebut terlihat lesu. Petani dan pembeli seolah saling menahan, namun pada akhirnya petani dengan berat hati melepas getahnya dengan harga yang ditentukan pembeli.
"Kalau naik hanya merayap sedikit-sedikit, tetapi kalau lagi turun langsung anjlok, itulah membuat kami menahan sementara kalau ada pembeli lain yang berani harga lebih tinggi," ujar Mattani, petani setempat.
Kondisi ini tentu menambah beban petani karet, pasalnya pada saat bulan puasa ini, pengeluaran untuk menutupi kebutuhan hidup akan semakin meningkat, terlebih mendekati lebaran.
"Belum lagi harga Sembako yang terus merangkak, semakin berat beban kami. Kami hanya pasrah, karena percuma mengeluh ke pemerintah, karena sampai saat ini belum ada upaya nyata untuk menaikan harga getah maupun menurunkan harga Sembako," keluh Dede, petani lainnya.
Terpisah, Ilham, pembeli getah asal Tanah Abang membenarkan bahwa harga getah memang kembali turun, tetapi dirinya juga masih sanggup membeli harga tinggi apabila kualitas getah memang baik.
"Rata-rata petani yang menjual getah mingguan kualitasnya kurang bagus, sebab dicampur tatal dan tidak jarang campur tanah dan sagu. Itulah makanya kami tidak berani beli dengan harga tinggi, tetapi kalau kualitas baik dan kondisi getah bersih kami masih sanggup beli diatas harga Rp 8.000/kg," katanya(sl00/red)
poto ilustrasi
PALI DO.co.id Lagi lagi harga getah karet kualitas mingguan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kembali menurun. Dan tidak tanggung-tanggung, angka penurunannya mencapai Rp 600/kg, karena pada minggu lalu, harga getah telah mencapai Rp 8.100/kg tetapi pada minggu ini hanya terjual dikisaran Rp 7.500/kg.
Seperti pantauan media ini Selasa (7/5) di pasar getah Desa Persiapan Jerambah Besi Kecamatan Talang Ubi, transaksi jual beli getah di pasar tersebut terlihat lesu. Petani dan pembeli seolah saling menahan, namun pada akhirnya petani dengan berat hati melepas getahnya dengan harga yang ditentukan pembeli.
"Kalau naik hanya merayap sedikit-sedikit, tetapi kalau lagi turun langsung anjlok, itulah membuat kami menahan sementara kalau ada pembeli lain yang berani harga lebih tinggi," ujar Mattani, petani setempat.
Kondisi ini tentu menambah beban petani karet, pasalnya pada saat bulan puasa ini, pengeluaran untuk menutupi kebutuhan hidup akan semakin meningkat, terlebih mendekati lebaran.
"Belum lagi harga Sembako yang terus merangkak, semakin berat beban kami. Kami hanya pasrah, karena percuma mengeluh ke pemerintah, karena sampai saat ini belum ada upaya nyata untuk menaikan harga getah maupun menurunkan harga Sembako," keluh Dede, petani lainnya.
Terpisah, Ilham, pembeli getah asal Tanah Abang membenarkan bahwa harga getah memang kembali turun, tetapi dirinya juga masih sanggup membeli harga tinggi apabila kualitas getah memang baik.
"Rata-rata petani yang menjual getah mingguan kualitasnya kurang bagus, sebab dicampur tatal dan tidak jarang campur tanah dan sagu. Itulah makanya kami tidak berani beli dengan harga tinggi, tetapi kalau kualitas baik dan kondisi getah bersih kami masih sanggup beli diatas harga Rp 8.000/kg," katanya(sl00/red)
Posting Komentar