pelantikan masih tersisa satu setengah bulan lagi. Komitmen Dilla menggelar rapat tersebut, tentunya beliau ingin langsung untuk mewujudkan janji-janji politik yang di tuangkan dalam visi - misi yang disampaikan pada saat kampanye dan pada saat dilaksanakan Debat Kandidat.
Adapun tujuan rapat ini dijelaskan oleh Dilla, merupakan bagian upaya pemerintah daerah untuk memperkuat rencana kerja yang telah dirancang sesuai dengan target visi dan Misi Bupati Tanjabtim ” Merata”.
Membaca berita yang terbit di salah satu media, bahwa dalam rapat tersebut Dilla yang didampingi oleh tim percepatan, Ir. Havis Majid, sebagai tim Leader untuk
Pengembangan Kawasan Pertanian dan Swasembada Pangan.
Rapat yang di gelar pada tanggal 15 Desember 2024, di Taman Koleksi IPB University, Baranang Siang, Kota Bogor, juga menghadirkan beberapa akademisi dan pakar, diantaranya Dr. Muhammad Ridwansyah, Kepala Pusat unggulan Inovasi Perencanaan Bisnis dan Investasi, Agroindustri dan Lingkungan (PUI-PT PEBIAL) Universitas Jambi, Firman Setiabudi, Taufik Herdian, Benny, dan Rafiq, Tenaga Ahli / Expert dari Difa Jasindo. Para akademisi dan pakar untuk meminta masukan terkait pemetaan potensi maritim dan pertanian yang akan menjadi prioritas program terkait dengan hilirisasi.
Alasan di pilihnya Taman Koleksi IPB sebagai lokasi rapat, tentunya mencerminkan kolaborasi yang tinggi dengan institusi Pendidikan dan kalangan professional yang dapat memberikan wawasan inovatif.
Keseriusan Dillah sebagai Bupati Terpilih, tentunya ingin mengimplentasikan niatnya untuk membawa kemajuan bagi masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur melalui berbagai terobosan yang menurut saya patut untuk di apresiasi.
Menyangkut kibijakan tersebut, Pengiat dan Pemerhati Kebijakan Publik Tanjabtim Arie Suriyanto menyampaikan, menyimak dari berita yang saya baca hari ini Senin tanggal 16 Desember 2024, sepertinya ada dua program yang menjadi prioritas, diantanya masalah Program peningkatan Swasembada Pangan dan Maritim.
Namun ada beberapa hal yang tidak saya lihat disini adalah menyangkut masalah kerusakan lingkungan di wilayah pesisir yaitu masalah abrasi dan masalah sampah yang saat ini kondisinya semakin memprihatinkan. Masalah abrasi misalnya, bahwa banyak lahan-lahan yang bernilai ekonomis terbuang kelaut akibat dampak tingginya pengaruh gelombang pasang laut, sehingga di perlukan upaya penanggulangan nya secara komprehensif dan terintegrated tentang langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengatasi masalah abrasi tersebut. Belum lagi masalah penanganan sampah, dimana masalah ini akan mengancam perkembangbiakan biota-biota laut, sehingga akan menjadi ancaman serius kedepannya, terutama kondisi laut di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah dalam ancaman.
Terkait dengan program Swasembada Pangan sebagai nawacita Presiden Prabowo untuk mengembalikan Indonesia sebagai salah satu negara Swasembada pangan dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dulunya pernah menjadi salah satu daerah lumbung pangan di provinsi Jambi. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang telah menerbitkan Perda nomor 18 tahun 2013 tentang Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan seluas 17.000 hemtar kondisinya hari ini, terus mengalami degradasi akibat Alih fungsi lahan, apakah masih tetap bertahan di luasan 17.000 hektar ataukah memang sudah beralih fungsi secara keseluruhan.
Untuk itu saya berharap agar rapat serupa di gelar di Tanjab Timur untuk mengetahui atau mendengarkan masukan dari arus bawah termasuk membahas masalah lain yang masih banyak menjadi PR bagi Bupati terpilih.
(Firdaus Sinrang)
Posting Komentar