Penyalahgunaan bantuan pertanian dapat terjadi dalam berbagai bentuk mulai dari tehnis penyaluran hingga penjualan alat pertanian yang seharusnya diberikan secara gratis kepada petani.penyalahgunaan bantuan dapat menurunkan produktivitas pertanian serta mengurangi kepercayaan petani terhadap pemerintah.Hal seperti ini dapat merugikan petani dan berdampak buruk terhadap program pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.disertai kurangnya pemantauan dan pengawasan distribusi bantuan ke petani menyebabkan tingkat penyalahgunaan bebas terjadi.
Seperti yang terjadi pada Bantuan Optimasi Lahan (OPLAH) tahun 2024 untuk petani di desa Simpang Datuk Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi dengan luas lahan Produktif sekitar 1.168 hektar menimbulkan masalah. pasalnya bantuan optimasi lahan untuk petani sejumlah Rp. 900.000 perhektar di potong Rp. 100.000 sehingga yang di Terima oleh petani hanya Rp. 800.000 perhektar.
Salah satu petani setempat menyampaikan,Bantuan uang Optimasi lahan yang diterimanya Rp. 800.000 yang menurutnya ada potongan Rp.100.000 namun tidak tahu peruntukannya.
Petani lainnya juga menambahkan, selain bantuan uang untuk Optimasi lahan ada juga bantuan jenis mesin pompa air untuk pengairan, namun untuk mendapatkan pompa air tersebut dianya harus merogoh kocek untuk membayar sebesar Rp. 1.000.000.
Menanggapi Dengan adanya keluhan petani perihal bantuan Optimasi Lahan (OPLAH) dan bantuan mesin pompa air sa'at dikonfirmasi Kades Simpang Datuk Ambo Erik membenarkan adanya pemotongan Rp. 100.000 perhektar, namun kades tegaskan bahwa potongan tersebut digunakan untuk administrasi pembuatan Spj dan perbaikan fisik lahan sewaktu ada kerusakan.
Diwaktu yang sama kepala desa juga membenarkan terkait pengadaan bantuan mesin pompa air yang dibayar ke ketua kelompok tani namun besaran uang yang di bayarkan bervariasi dari harga Rp. 500.000 hingga Rp. 1.000.000 uang tersebut di gunakan untuk biaya transportasi.
(Firdaus Sinrang)
Posting Komentar